Minggu, 01 Maret 2009

Halamanku adalah Dapurku

Oleh: Syarif Bastaman
Pemimpin Kelompok Usaha Syabas Group

Sebuah lirik lagu dari band legendaris Koes Plus pernah menyebutkan, bahwa hanya dengan menanam tongkat maka akan tumbuh tanaman. Kesuburan tanah di Indonesia memang tiada tara. Tidak salah jika dahulu kala, tanah-tanah di Nusantara menjadi rebutan penjajah.

Kini, Indonesia tengah mengalami krisis pangan. Kendati ada penurunan harga BBM, tidak menjamin harga bahan pangan murah. Bahkan, semua komoditas kebutuhan sehari-hari harganya makin melambung tinggi hingga sebagian rakyat tak bisa menjangkaunya.

Keluarga adalah elemen utama yang paling merasakan dampak krisis pangan ini, pada akhirnya keluarga dan masyarakat mempunyai modal sosial yang makin menipis. Upaya mengajak dan mengerahkan keluarga untuk bekerja secara gotong royong memecahkan masalah kemiskinan dan akibat langsung dari perubahan politik nasional dan global itu kurang memberi harapan.

Persediaan pangan dunia menipis dan harga komoditas lain ikut menggila. kenaikan harga pangan yang tidak kunjung turun, dan suasana dunia yang memprihatinkan, akan membawa dampak bagi keluarga miskin menghadapi kerawanan pangan bahkan kelaparan.

Padahal, Indonesia adalah wilayah yang sangat subur dan potensial, yang dapat menjadi sumber kehidupan, kita mempunyai sumberdaya alam yang sangat mendukung untuk dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari antara lain tanah, air, matahari, angin dan lain-lain. Karena itu, harus ada upaya kuat dari semua komponen bangsa untuk memperkuat pemberdayaan keluarga dan jaringan pendukung masyarakat yang mampu menjamin kecukupan pangan untuk keluarga kurang mampu yang sedang berjuang melepaskan diri dari lembah kemiskinan.

Kita mesti mulai dengan menyiasati krisis pangan yang makin memprihatinkan ini dengan mencoba mengelola sumberdaya lingkungan yang sendiri. Lupakan berwacana dengan areal lahan yang berhektar-hektar, modal yang berjuta-juta atau peralatan yang High Technology, namun coba kita tengok apa yang ada di sekitar lingkungan kita.

Pekarangan adalah lingkungan kita sehari-hari, jika ditata dan dipelihara dengan baik, akan memberikan lingkungan menarik, nyaman dan sehat serta menyenangkan dan membuat kita betah berlama-lama tinggal di rumah. Dengan menanam tanaman yang berproduktif, taman pekarangan dapat memberikan kesehatan yang memenuhi kepuasan jasmaniah dan rohaniah.

Pemanfaatan pekarangan dengan tanaman produktif seperti tanaman holtikultura (tanaman buah-buahan, sayur-sayuran dan tanaman hias), rempah-rempah, obat-obatan, bumbu-bumbuan dan lainnya akan memberikan keuntungan yang berlipat ganda.Kalaupun tak ada tanah atau lahan yang luas, bahkan dalam berbagai media misalnya pot, bekas botol, bekas kaleng dan lain-lain dapat kita manfaatkan untuk menjadi solusinya.

Kekhasan pekarangan yang ada di Indonesia dengan keanekaragaman flora dan fauna yang mengisi pekarangan merupakan suatu kekayaan yang tidak ternilai. Biasanya keluarga itu memelihara ternak, dimana kotoran ternak itu dapat pula menjadi pupuk untuk tanaman

Berbagai keuntungan yang diperoleh dengan memanfaatkan pekarangan secara konseptual pernah dikemukakan Zoer'aini Djamal Irwan, antara lain :

1. Banyak yang tidak menyadari akan potensi pekarangan sebagai penghasil (tambahan), seperti bahan pangan atau bahan obat-obatan bahkan ternak untuk kebutuhan hidup sehari-hari dalam rangka hidup sehat, murah dan mudah.

2. Pemanfaatan pekarangan merupakan bagian dari pembangunan hutan kota, guna lingkungan yang nyaman, sehat dan indah, sangat mendukung pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan (suistanable development), karena pemanfaatan pekarangan merupakan pelestarian ekosistem yang sangat baik.

3. Jika setiap rumah mempunyai pekarangan yang indah serta terpelihara, sekaligus akan meningkatkan pembangunan hutan kota yang berbentuk menyebar dengan struktur yang berstrata akan meningkatkan kualitas lingkungan yang sejuk, sehat dan indah.

4. Dengan membuat taman pekarangan, ini berarti akan dapat menyalurkan segala kreatifitas dan kesenangan ataupun hobi semua anggota keluarga.

5. Unsur utama dalam pemanfaatan pekarangan adalah tanaman, apakah itu tanaman hortikultura, obat-obatan, bumbu-bumbuan, rempah-rempah dan lainnya.

6. Pemanfaatan pekarangan dengan taman pekarangan yang konseptual akan memberikan kenyamanan serta dapat memenuhi kebutuhan jasmaniah dan rohaniah terutama anggota keluarga, maupun siapa saja yang lewat disekitar rumah kita.

7. Pemanfaatan pekarangan mengandung nilai pendidikan khususnya dapat mendidik anggota keluarga cinta lingkungan, juga pekarangan dapat menjadi laboratorium hidup.

Semua itu adalah tindakan sederhana untuk mengatasi krisis. Jika dibiarkan terus berlanjut, maka krisis pangan dapat menjadi bencana kemanusiaan terbesar. Karena melumpuhkan kemampuan suatu bangsa dalam membangun generasi. Tidak ada kejahatan yang lebih menyakitkan rakyat sebuah bangsa, selain saat pemerintahnya membiarkan rakyatnya kelaparan.Itulah tragedi yang menimpa sejumlah negara di dunia hitam, Afrika. Harus diingat bahwa, manusialah harapan satu-satunya umat manusia!.

Kita semua berharap, kesadaran menumbuhkan ketahanan pangan sebuah bangsa bisa dimulai dengan langkah-langkah kecil terlebih dahulu dengan pemanfaatan yang optimal dirumah kita masing-masing. Semoga setiap rumah keluarga di Kota & Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Garut bisa memulai hal tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar